Cold Rolling Mill (CRM) merupakan salah satu divisi di PT. Krakatau Steel yang membuat baja lembaran. produk dari CRM dipakai seperti untuk kaleng, atap seng, drum, body kendaran seperti mobil dan lain-lain. Hari pertama dan kedua berada di pusat pendidikan dan pelatihan (PUSDIKLAT) krakatau steel. Mendapat motivasi dari pak Bakat yang mantap
"angkat tangan kanan kalian.......visi perusahaan, perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif, untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, menjadi perusahaan terkemuka di dunia, misi perusahaan, menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa..........................
saudara-saudara tangan kanan ini yang membuat anda sukes, bukan tangan kyay, ustazd, bapak.....tapi tangan anda saudara-saudara....tepuk bahu teman samping kiri anda .....saya sukses...saya sukses....saya sukses.....anda saksinya......^__^ "
Hari ketiga menuju ke divisi CRM disambut dengan hangat oleh pak Agus Kusminarto, bersama satu orang teman satu kampus, satu orang mahasiswi dari UNTIRTA, dan 5 siswa dari SMK, di sambut baik oleh bapak Agus. selanjutnya diantarkan pak Agus menuju Dinas Komputer Proses, Instrumentasi, & Listrik. Disambut oleh pak budi dan diajak berkeliling ke dalam pabrik CRM.
Ternyata penipisan baja tekniknya cukup mudah. lembaran yang tebal digencet berulang-ulang jadi tipis akhirnya baja itu seperti giling tepung molen pisang .
Tour CRM strarted…
Pak Budi: “Ini tuh namanya Work Roll, kalo yang besar-besar di sana itu namanya Back-up Roll“. (Pak Budi nunjuk yang roll 0.5 meter dan yang 1 meter)
Kami: “Ooooo, ya Pak.”
Pak Budi:”Jadi yang Back-up Roll tu di atasnya Work Roll, nanti dikasih tekanan kira tinggi. Work Rollnya itu sampai melengkung pas dikasih tenkanan. Sambil diatur kecepatan Stripnya. Kan ada penekanan dan tarikan jadi bisa menipiskan strip. Misalnya dari 5 mm ke 2 mm, tergantung pesanan”.
Itu sedikit penjelasan dari Pak Budi sambil terus jalan menunjukkan alat-alat dan memberi penjelasan seperlunya. Bayangkan aja, Work Roll yang sebesar itu dan terbuat dari logam bisa ditekan sampai melengkung untuk menipiskan Strip. Pasti bingung, strip apa ya??? Pada Bae Kang, urang teh bingung pisan…hehehe. Sok Sunda. Strip itu lembaran baja yang tidak digulung, kalo yang digulung biasa disebut coil.
Yang belum terjawab, bagaimana ya ngangkat coil, backup roll atau working roll yang beratnya bisa lebih dari 10 ton. Setelah melihat secara langsung saat benda-benda itu dipindakan, ternyata alat untuk memindakan di pasang di bagian atas mendekati atap. Alat ini ada semacam katrol dan pengaitnya. Alat pengangkat dan pemindah ini bisa bergerak memanjang dan melabar bangunan. Kalo alat ini sedang bekerja suaranya gemuruh keras, hampir seperti gemurh merapi kali ya….
Produksi di CRM sebenarnya dimulai dari pembersihan HRC (Hot Rolled Coil). HRC memiliki suhu antara 580-780 derajat celcius. wuahhh..panas tenan. HRC yang masih mengandung karat dibersihkan dengan HCL konsentrasi tinggi.
Tahap kedua adalah penipisan di bagian TCM (Tandem Cold Mill). Namanya saja pakai Cold, berarti proses ini dikerjakan dengan temperatur rendah. Caranya dengan digencet (diberi tekanan) dan ditarik. Di TCM in juga terjadi proses penyambungan Strip (Welding).
Tahap selanjutnya ada pembersihan secara electrolitic, kemudian di furnace (dipanaskan), dihaluskan (seperti disetrika), dan bagian finishing.
Semua alat dan mesin yang digunakan jauh dari apa yang kita bayangkan. Ada juga motor listrik yang sebesar cakupan kedua tangan atau trafo yang sebesar meja. Tapi kata Bapaknya…”Gak usah bingung, mau sebesar apa motor atau trafonya tetep aja itu motor dan trafo. Mau di pasang miring, berdiri, atau kayak apa tetap aja itu motor dan trafo. Sama kayak yang dipake disekolah…yang biasa disaku itu.”
Benar juga kata Bapaknya…tetap aja itu trafo atau motor yang cara kerjanya tidak beda denganyang dipakai di sekolah atau dikampus untuk praktikum. Intinya kita paham prinsip kerjanya.
Sensor-sensor yang digunakan juga banyak menggunakan sensor non-kontak karena benda strip / benda yang disensor bersuhu tinggi. Misalnya untuk mengukur Thickness (ketebalan) strip menggunakan sensor radioaktif. Strip yang diukur ketebalannya hanya dilewatkan diantara sumber radioaktif dan penerima (ion chamber) tanpa menyentuh strip. Kami juga diajak ke bagian kontrol, di ruang kontrol atau operator isinya tombol-tombol dan monitor yang tak kami mengerti maksudnya…hahaha. Yang jelas di dalam ruangan ditunjukkan ada PLC -PLC yang ada dalam lemari yang sebesar lemari pakaian dan dipenuhi kabel-kabel konektor. PLC-PLC ini yang mengontrol proses produksi di CRM…Lemari PLCnya pun gak cuma 1. Dalam satu ruang kontrol bisa ada 4-5 lemari PLC yang terus beroperasi saat produksi.
Pak Budi: “Ini tuh namanya Work Roll, kalo yang besar-besar di sana itu namanya Back-up Roll“. (Pak Budi nunjuk yang roll 0.5 meter dan yang 1 meter)
Kami: “Ooooo, ya Pak.”
Pak Budi:”Jadi yang Back-up Roll tu di atasnya Work Roll, nanti dikasih tekanan kira tinggi. Work Rollnya itu sampai melengkung pas dikasih tenkanan. Sambil diatur kecepatan Stripnya. Kan ada penekanan dan tarikan jadi bisa menipiskan strip. Misalnya dari 5 mm ke 2 mm, tergantung pesanan”.
Gambar Backup roll
Gambar Work Roll
Yang belum terjawab, bagaimana ya ngangkat coil, backup roll atau working roll yang beratnya bisa lebih dari 10 ton. Setelah melihat secara langsung saat benda-benda itu dipindakan, ternyata alat untuk memindakan di pasang di bagian atas mendekati atap. Alat ini ada semacam katrol dan pengaitnya. Alat pengangkat dan pemindah ini bisa bergerak memanjang dan melabar bangunan. Kalo alat ini sedang bekerja suaranya gemuruh keras, hampir seperti gemurh merapi kali ya….
Produksi di CRM sebenarnya dimulai dari pembersihan HRC (Hot Rolled Coil). HRC memiliki suhu antara 580-780 derajat celcius. wuahhh..panas tenan. HRC yang masih mengandung karat dibersihkan dengan HCL konsentrasi tinggi.
Tahap kedua adalah penipisan di bagian TCM (Tandem Cold Mill). Namanya saja pakai Cold, berarti proses ini dikerjakan dengan temperatur rendah. Caranya dengan digencet (diberi tekanan) dan ditarik. Di TCM in juga terjadi proses penyambungan Strip (Welding).
Tahap selanjutnya ada pembersihan secara electrolitic, kemudian di furnace (dipanaskan), dihaluskan (seperti disetrika), dan bagian finishing.
Semua alat dan mesin yang digunakan jauh dari apa yang kita bayangkan. Ada juga motor listrik yang sebesar cakupan kedua tangan atau trafo yang sebesar meja. Tapi kata Bapaknya…”Gak usah bingung, mau sebesar apa motor atau trafonya tetep aja itu motor dan trafo. Mau di pasang miring, berdiri, atau kayak apa tetap aja itu motor dan trafo. Sama kayak yang dipake disekolah…yang biasa disaku itu.”
Benar juga kata Bapaknya…tetap aja itu trafo atau motor yang cara kerjanya tidak beda denganyang dipakai di sekolah atau dikampus untuk praktikum. Intinya kita paham prinsip kerjanya.
Sensor-sensor yang digunakan juga banyak menggunakan sensor non-kontak karena benda strip / benda yang disensor bersuhu tinggi. Misalnya untuk mengukur Thickness (ketebalan) strip menggunakan sensor radioaktif. Strip yang diukur ketebalannya hanya dilewatkan diantara sumber radioaktif dan penerima (ion chamber) tanpa menyentuh strip. Kami juga diajak ke bagian kontrol, di ruang kontrol atau operator isinya tombol-tombol dan monitor yang tak kami mengerti maksudnya…hahaha. Yang jelas di dalam ruangan ditunjukkan ada PLC -PLC yang ada dalam lemari yang sebesar lemari pakaian dan dipenuhi kabel-kabel konektor. PLC-PLC ini yang mengontrol proses produksi di CRM…Lemari PLCnya pun gak cuma 1. Dalam satu ruang kontrol bisa ada 4-5 lemari PLC yang terus beroperasi saat produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar